London - Orang-orang dengan IQ lebih tinggi banyak yang tidak percaya kepada Tuhan. Banyak dari kaum elit intelektual menganggap diri mereka atheis.
Demikian menurut hasil studi baru yang dilakukan Professor Richard Lynn, profesor psikologi di Universitas Ulster, Inggris.
Menurut Lynn, keyakinan beragama telah menurun pada abad ke-20. Penurunan ini terkait langsung dengan meningkatnya kecerdasan rata-rata. Dikatakan Lynn, kebanyakan anak SD percaya akan Tuhan. Namun begitu mereka menginjak dewasa dan kecerdasan mereka meningkat, banyak yang mulai ragu akan Tuhan.
Menurut Lynn, para akademisi universitas lebih kecil kemungkinannya untuk percaya pada Tuhan daripada orang lainnya. Demikian seperti dilansir harian Inggris, Telegraph, Jumat (13/6/2008).
Lynn menyebutkan hasil polling Royal Society untuk mendukung klaimnya. Survei Royal Society di Inggris itu menunjukkan hanya 3,3 persen yang percaya pada Tuhan. Sedangkan 68,5 persen populasi umum Inggris menyebut diri mereka sebagai orang yang percaya Tuhan.
Polling lainnya pada tahun 1990-an menunjukkan hanya 7 persen anggota American National Academy of Sciences yang percaya Tuhan.
"Kenapa lebih sedikit akademisi yang percaya pada Tuhan dibandingkan populasi umum? Saya yakin itu semata-mata karena IQ. Para akademisi punya IQ lebih tinggi daripada populasi umum. Beberapa studi polling Gallup mengenai populasi umum telah menunjukkan kalau mereka dengan IQ lebih tinggi cenderung tidak percaya pada Tuhan," kata Lynn kepada majalah Times Higher Education.
Menurut Lynn, keyakinan beragama telah menurun di 137 negara berkembang pada abad ke-20. Dan pada saat yang sama, masyarakat di negara-negara tersebut menjadi lebih pintar.
Namun kesimpulan Lynn ini ditentang profesor lainnya. Menurut Profesor Gordon Lynch, direktur lembaga Centre for Religion and Contemporary Society di Birkbeck College, London, Lynn telah melupakan kompleksnya faktor-faktor sosial, ekonomi dan sejarah. ( ita / nrl )
Rita Uli Hutapea - detikcom