Banyak orang yang sering menyepelekan serangan sakit kepala. Mereka beranggapan, pusing yang sering mereka alami hanyalah sakit kepala biasa. Namun, anggapan ini ternyata tak jarang menuai bencana. Menurut dr. Firman Hendrik, SpS, dokter ahli saraf di Rumah Sakit Global Medika Tangerang, sakit kepala yang harus lebih diwaspadai adalah yang gejalanya tak terlalu berat dan muncul tiba-tiba.
KENALI DULU SERANGANNYA
Sekitar 70% kasus sakit kepala adalah akibat ketegangan otot (tension type). Gejalanya adalah rasa nyeri seperti ditekan/ditarik dari depan ke belakang. Kelelahan fisik, stres, dan depresi diduga sebagai pemicu. Biasanya pulih dengan istirahat cukup dan obat sakit kepala biasa. Sedangkan migrain dan vertigo tak dapat sembuh total. Besar kemungkinan serangan akan berulang. Bahkan, migrain biasanya baru hilang setelah usia 50 tahun.
Gejala migrain ditandai oleh rasa nyeri di satu sisi kepala secara bergantian selama 4 - 72 jam. Tak jarang penderita merasa mual, muntah-muntah, dan mengalami fotopsia (halusinasi seperti melihat kilatan cahaya). Selain itu, penderita migrain biasanya juga sensitif terhadap cahaya dan suara.
Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya kemungkinan bahwa migrain bersifat menurun. Faktor pemicu terjadinya adalah stres, kurang istirahat, kurang berolahraga, terlambat makan, mengonsumsi cokelat, penyedap rasa, serta makanan yang mengandung tyramin (zat yang menyebabkan saraf lebih sensitif terhadap rasa nyeri), misalnya, kerang-kerangan. Selain itu, faktor hormonal juga bisa memicu serangan migrain.
Lain lagi dengan vertigo. Sakit kepala ini ditandai oleh munculnya ilusi berputar atau melayang. Ilusi ini timbul karena terjadi ketidaksesuaian kerja atau mismatch antar alat keseimbangan dalam tubuh, atau antara alat keseimbangan dengan otak kecil.
DETEKSI SEDINI MUNGKIN
Serangan migrain kemungkinan berulang, karenanya penderita disarankan melakukan tindakan preventif, dengan menghindari pemicunya. Minum obat sebaiknya hanya saat serangan timbul. Adapun, bagi penderita vertigo, disarankan memilih tempat duduk di depan jika melakukan perjalanan darat dengan mobil. Sebaliknya, jika naik kapal laut, pilihlah kursi di bagian belakang.
Pada beberapa kondisi, sering kali orang sulit membedakan antara sakit kepala biasa, migrain, vertigo, dan dengan sakit kepala serius, misalnya akibat adanya tumor otak atau meningitis (infeksi pada selaput otak). Pasalnya, rasa nyeri atau pusing yang timbul hampir tak ada bedanya.
"Hati-hati pula jika mengalami sakit kepala di pagi hari. Apalagi, jika serangan itu datang dengan intensitas progresif (terus-menerus dan bertambah berat), dan cenderung berkurang setelah siang. Bisa jadi itu adalah gejala tumor atau kanker otak," dr. Firman mewanti-wanti.
Karena itu, dr. Firman menyarankan, jika Anda termasuk sering terserang sakit kepala, cobalah mencermati gejala-gejala yang timbul. Jika terasa mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter saraf untuk penanganan lebih serius. femina online
KENALI DULU SERANGANNYA
Sekitar 70% kasus sakit kepala adalah akibat ketegangan otot (tension type). Gejalanya adalah rasa nyeri seperti ditekan/ditarik dari depan ke belakang. Kelelahan fisik, stres, dan depresi diduga sebagai pemicu. Biasanya pulih dengan istirahat cukup dan obat sakit kepala biasa. Sedangkan migrain dan vertigo tak dapat sembuh total. Besar kemungkinan serangan akan berulang. Bahkan, migrain biasanya baru hilang setelah usia 50 tahun.
Gejala migrain ditandai oleh rasa nyeri di satu sisi kepala secara bergantian selama 4 - 72 jam. Tak jarang penderita merasa mual, muntah-muntah, dan mengalami fotopsia (halusinasi seperti melihat kilatan cahaya). Selain itu, penderita migrain biasanya juga sensitif terhadap cahaya dan suara.
Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya kemungkinan bahwa migrain bersifat menurun. Faktor pemicu terjadinya adalah stres, kurang istirahat, kurang berolahraga, terlambat makan, mengonsumsi cokelat, penyedap rasa, serta makanan yang mengandung tyramin (zat yang menyebabkan saraf lebih sensitif terhadap rasa nyeri), misalnya, kerang-kerangan. Selain itu, faktor hormonal juga bisa memicu serangan migrain.
Lain lagi dengan vertigo. Sakit kepala ini ditandai oleh munculnya ilusi berputar atau melayang. Ilusi ini timbul karena terjadi ketidaksesuaian kerja atau mismatch antar alat keseimbangan dalam tubuh, atau antara alat keseimbangan dengan otak kecil.
DETEKSI SEDINI MUNGKIN
Serangan migrain kemungkinan berulang, karenanya penderita disarankan melakukan tindakan preventif, dengan menghindari pemicunya. Minum obat sebaiknya hanya saat serangan timbul. Adapun, bagi penderita vertigo, disarankan memilih tempat duduk di depan jika melakukan perjalanan darat dengan mobil. Sebaliknya, jika naik kapal laut, pilihlah kursi di bagian belakang.
Pada beberapa kondisi, sering kali orang sulit membedakan antara sakit kepala biasa, migrain, vertigo, dan dengan sakit kepala serius, misalnya akibat adanya tumor otak atau meningitis (infeksi pada selaput otak). Pasalnya, rasa nyeri atau pusing yang timbul hampir tak ada bedanya.
"Hati-hati pula jika mengalami sakit kepala di pagi hari. Apalagi, jika serangan itu datang dengan intensitas progresif (terus-menerus dan bertambah berat), dan cenderung berkurang setelah siang. Bisa jadi itu adalah gejala tumor atau kanker otak," dr. Firman mewanti-wanti.
Karena itu, dr. Firman menyarankan, jika Anda termasuk sering terserang sakit kepala, cobalah mencermati gejala-gejala yang timbul. Jika terasa mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter saraf untuk penanganan lebih serius. femina online